Monday, March 25, 2013

Tanah Bergetar Naik Turun

selesai sholat isya, kami semua mengadakan briefing. didalam briefing itu ada sesi cerita bersama pak saridi, beliau yang menemani kami kemana-kemana. beliau mulai mengingat kejadian 3 tahun silam. pada waktu tepat pukul 06:00 pagi yang ketika orang menikmati datangnya hari baru dengan mengeteh, makan, nonton tivi, dan dll.tiba -tiba jenk jenk datanglah gempa tektoknik yang dahsyat sumbernya berada di daerah itu yaitu bantul. hanya punya waktu . 1- 2 detik saja untuk mengetahui gelombang gempa itu datang. suara yang gemuruh di luar dari gelombang gempa itu sendiri. tanah terlihat naik turun, tanah bergetar tak beraturan, orang- orang berkeliaran tak tahu mau kemana. rumah sudah hancur. saat itu pak saridi sudah berhasil keluar dari rumahnya, tetapi anaknya masih ada didalm tertimpa reruntuhan rumah. dan disitu pak saridi meminta tolong kepada orang tetapi sama sekali tidak ada orang yang membantu dan mendangarkannya. serasa dunia seperti mau kiamat, semua orang memikirkan dirinya sendiri. langsung pak saridi menggali reruntuhan batu rumah dengan tangannya sampai berdarah-darah terus menggali. dan akhirnya terlihat anaknya, karena pak saridi tidak kuat mengangkat terpaksa beliau menseret anaknya, kaki sianak terseret bebatuan tajam. anak ditidurkan dan ada kelapa terbelah yang berisi air hujan, lalu si bapak menuangkan air itu kedalam mulut anak. pada saat itu anak pingsan waktu didalam rumah. akhirnya sadar juga. si anak  langsung berbicara "ono opo toh" dalam bahasa indonesia "ada apa sih"" dari semua kejadian tadi  di tidak merasa apapun. 

rumahnya hancur membuatnya harus tinggal diluar dengan membuat tenda ala pak saridi. sambil menunggu bantuan dari pemerintah, selama itu dia tinggal. saat ,mmendapatkan bantuan yaitu uang sebesar 15 juta untuk 1 kepala keluarga, untuk membangun rumah. pak sarii dan anak lakinya membuat rumah seniri, tetapi sayang uang yang diberi oleh pemerintah tidak cukup untuk membuat rumah dan akhirnya sekitar 11 juta untuk melengkapi rumahnya. beliau mendapat uang 11 juta itu dari penjualan empek- empek nya yang ibuat istrinya. kegiatannya selang- seling berkerja membuat rumah dan jualan. 

setelah bercerita pak saridi berkata setelah kejadiaan itu sikap peka terhada orang lebih kurang, tetapi jamaah di masjid semakin banyak.... begitulah cerita dari pak saridi. aku bisa mengambil hikmah betapa mudahnya Allah memberikan bencana yang sangat besar seperti membalikkan tangan dengan sangat mudah. ALLAHUAKBAR....

BY: SALWA SYAHIDAH ADILAH

No comments:

Post a Comment