Di Gunung Kidul, masalah air sudah menjadi bagian dari masyarakat.
Untuk mengatasi masalah, warga membangun tangki air di rumah dan di
masjid. Tangki air di bangun di zaman presiden Soeharto. Bahan bahan
untuk membangun tangki air adalah: Semen 14 sak, Krangka besi untuk
membangun rumah, dan pasir. Bentuk tangki air di gunung kidul ber macam
macam. Ada yang seperti kurungan ayam. Ada juga yang seperti bak mandi
tapi dalam skala yang lebih besar. Cara mengisi tangki air di gunung
kidul beda seperti mengisi tangki air yang ada di kota Jakarta.
Mengisi
tangki air di Gunung kidul memerlukan talang air seperti di rumah pada
umumnya tapi di salurkan ke tangki air. Dan di dalam tangki air terdapat
ikan lele. Ikan lele di dalam tangki air memiliki fungsi untuk memakan
jentik jentik nyamuk. Dibawah tangki terdapat keran air untuk mengambil
air. Satu tangki air bisa bertahan kurang lebih satu bulan. Warga bisa
juga membeli air seharga 150 sampai 200 ribu rupiah untuk satu tangki
air. Atau mengambil air di tempat Sunan Kalijaga dahulu wudhu. Tapi
lokasinya cukup membahayakan karena yang mengambil air di tempat Sunan
adalah anak muda. Dan anak muda sudah banyak yang hijrah ke kota
Jakarta.
By: Mahendra Abiyoga
No comments:
Post a Comment